Selain perlu mengatur pola makan harian, para diabetesi ternyata juga harus melakukan latihan fisik, latihan fisik yang bagaimana ? Pada dasarnya olahraga bagi para diabetesi tidaklah berbeda jauh dengan yang dilakukan orang sehat. Sama halnya dengan penderita baru ataupun yang sudah lama. Fungsi olahraga yang terpenting adalah untuk membakar kalori tubuh, sehingga gula darah ( glukosa ) bisa diigunakan sebagai energi. Dengan demikian kadar gulanya akan menurun.
Dengan olahraga para diabetesi akan sanggup bertahan hidup sama halnya dengan orang-orang sehat yang tidak tergantung dengan obat. Lebih baik menyembuhkan secara alamiah dari pada menggunakan obat-obatan, itulah prinsipnya. Pertanyaannya sederhana, kalau gula darah bisa turun dengan latihan, mengapa harus minum obat ? jika bisa obat harusnya baru diberikan jika gula darahnya susah turun dan dikhawatirkan akan menimbulkan komplikasi.
Para diabetesi yang tidak ketergantungan dengan insulin, biasanya kadar gulanya akan turun secara signifikan hanya dengan olah raga. Bahkan, menghadiri jamuan atau undagan pesta, mereka bisa makan banyak. Tapi besoknya ia harus lari untuk membakar kalorinya.
Lalu Olahraga apa yang cocok untuk penderita diabetes ? jenis olahraga yang dipilih harus memiliki nilai aerobik yang tinggi, seperti jalan cepat, lari ( jogging ), senam aerobik, renang, dan juga bersepeda. Jenis olahraga lainnya yang dianjurkan adalah tenis, tenis meja, bahkan olahraga sepakbola juga boleh dilakukan asal dengan perhatian yang ekstra.
FID ( frekuensi, intensitas, durasi ) olahraga bagi para diabetesi pada dasarnya tidaklah jauh berbeda dengan yang diterapkan pada orang sehat. Frekuensi olahraga yang baik adalah 3-5 kali seminggu. Sebaiknya, pilihlah waktu yang tepat dan mendukung karena panas matahari bisa membakar kalori lebih banyak. Keadaan ini akan berbahaya karena bisa menyebabkan hipoglikemia ( kekurangan gula darah ).
Hanya saja bagi penderita yang mendapatkan suntikan insulin harus ekstra hati-hati. Harus memperhatikan waktu puncak kerja insulin yang disuntikkan, jangan sampai saat puncak insulin bekerja, penderita melakukan olahraga, ini berbahaya, mengapa ? karena saat itu kadar gula darah akan banyak turun, jika ditambah latihan atau olahraga kadar gula akan bertambah turun akibatnya bisa terkena hipoglikemia.
Intinya, insulin yang digunakan harus diketahui terlebih dahulu cara kerjanya, apakah short acting atau long acting. Biasanya, disesuaikan dengan kondisi dari penderita, baru kemudian dokter menetukan jenis insulin yang cocok digunakan. Selanjutnya jadwal olahraganya disesuaikan dengan kerja insulin yang digunakan.
Kamudian, intensitas latihan berkisar 60-75% DSM ( denyut nadi maksimal, yang perhitungannya 220 – umur dalam tahun ). Durasinya kira-kira 60 menit setiap kali berolahraga pada zona latihan. Untuk penderita diabetes yang berbadan gemuk, durasinya bisa ditambah, misal 90 menit. Dengan penambahan lama latihan, tidak Cuma gula darah yang berkurang, lemak tubuhpun akan ikut dibakar.
Lalu bermanfaatkah latihan beban pagi penderita diabetes ? baca postingan berikutnya seputar “ latihan beban untuk penderita diabetes “